Jumat, 19 September 2008

Puasa di Bulan Ramadhan

1 komentar
Puasa di bulan Ramandhan, beberapa hari ini terasa panas. Apalagi melakukan perjalanan, seperti para musafir di tengah padang pasir yang sangat luas. Ditengah jalan terlihat dari kejauhan fatamorgana, sesuatu musykil untuk digapai. Namun, saya yakin, nar lebih panas dari panasnya dunia ini.
Puasa di bulan Ramadhan, tidak mematahkan semangat para petani untuk menanen padinya walaupun terik matahari tepat berada di atas ubun-ubun mereka. Puasa di bulan Ramadhan tidak mematahkan semangat para paman ojek, angkot, becak untuk mengais rezeki mencari penumpang. Puasa di bulan Ramadhan, tidak mematahkan harapan para pedagang kaki lima dan pedagang jajaan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Puasa di bulan Ramadhan, menjadikan optimis para perempuan yang hobby berdiam diri di rumah untuk mencari ridha Allah. Puasa di bulan ramadhan, selalu membawa berkah bagi makhluk Allah di muka bumi ini.
Sayyid Al-Afani dalam kitabnya yang berjudul Shalahul Ummah, 4/324-325 menerangkan, Mu’awiyah bin Qurrah telah menemui Hasan bin Ali ketika dia sedang bersandar di atas dipannya. Dan bertanya tentang amal yang paling disukai oleh Allah SWT. Hasan bin Alipun menjawab, amal yang disukai oleh Allah ialah salah satunya puasa pada hari yang sangat panas dan puasa itu adalah yang paling utama.

Satu sikap, kepribadian, pengalaman suka duka,
Satu keyakinan
Satu janji yang dinanti
Adalah perjalanan panjang dari sebuah mata rantai kehidupan

Penderitaan
Tantangan
Ancaman
Kesuksesan
Keberuntungan
Akan berakhir dengan datangnya maut yang tak dapat dielakkan

Iman

0 komentar
Teringat masa SMU silam. Saya mempunyai teman bernama Iman. Iman muttaqin, nama lengkapnya. Iman yang terkenal karena suka bercanda dan bercerita, bermata sipit tapi kulit tubuhnya berwarna sawo matang ke gelap-gelapan, sedikit. Selain itu, dia suka game dan suka berteman dengan perempuan. Maaf. Tapi, bukan itu yang saya mau ceritakan. Iman, teman saya itu bercita-cita menjadi seorang Da’i. jadi setiap dia mengunjungi barisan duduk kami belajar, dia sering menceramahi tentang masalah keagamaan.

Perkataan Iman yang tak terlupakan oleh saya

“teman-teman, percaya nggak, kalau aku itu keturunan china?”

“ha… dari mana kesilsilahan china-nya man!” kata seorang teman mengomentari

“coba lihat mataku, mirip orang china kan?”

“ah, masa sih!”

“iya. Kalau tak percaya. Ya sudah. Tak apa!”

saya hanya tersenyum kecut, saat itu. Iman, yang ingin diakui oleh teman-teman sebagai keturunan china. Entah, dimana dia sekarang. Dunia seolah sangat luas untuk seorang teman yang bernama Iman.

Lain halnya Iman menurut Dr. Muhammad bin Ahmad As-Shalih dalam bukunya yang berjudul Manajemen Islam Harta Kekayaan. Iman adalah fondasi kuat yang diatasnya berdiri bangunan Islam. Iman adalah pintu masuknya cahaya ke dalam hati manusia, lalu membebaskannya dari kebodohan, kesesatan, dan ashabiah. Ketika hati sudah bercahaya, maka ia akan berusaha mencari jalan menuju ridha dan petunjuk Allah Swt. Cahaya itulah yang memperkukuh ibadah, dan ibadah itu akan membersihkan jiwa dari kotoran-kotoran dan mengembalikan kekuatan Iman. Setelah itu, terjadilah interaksi positif antara akidah dengan ibadah, karena dalam syari’at Islam, keduanya saling terkait. Lalu datanglah system kerja yang berperan menjaga Iman dan ibadah. Maka kita akan menjumpai sebagai seorang muslim yang terikat kepada Allah melalui Iman, ibadah, muamalah, dan konsistensi moral. Akhirnya individu itu berkembang menjadi masayarakat muslim yang kukuh dan tahan gempuran. Jika timbul bibit-bibit perusak, maka ada hukum pidana yang berperan sebagai tindakan preventif agar umat selalu berlaku istiqamah.

Buku yang ditulis oleh Dr. Muhammad bin Ahmad As-Shalih, dosen fakultas syari’ah, Riyadh ini sangat bagus, menurut saya.. karena memberikan pemahaman perekonomian umat terutama Islam. Seperti membicarakan tentang takaful ijtima’I dalam syari’at Islam dari sisi materi, kefakiran, adab seorang muslim ketika melakukan perekonomian dan muamalat, kewajiban zakat dan perannya dalam menjaga harta dari kejahatan, dll.

Buku ini pula saya dapat dari sebuah toko buku yang bernama Al-Bayan di daerah Banjarmasin, selasa (9/9/o8). Pemiliknya seorang laki-laki berjenggot (dulu), tapi saya tak tau nama beliau. Ketika saya beli buku ini, sang pemilik sedang sakit. Sehingga harus digantikan oleh karyawannya. Teman-teman sekalian yang membaca tulisan ini, tolong do’akan sang pemilik toko buku ini agar lekas sembuh dari penyakit yang diderita oleh beliau. Amin..

Solidarity for Palestine

0 komentar
Solidarity for Palestine (memorandum of KAMMI Kal-Sel), senin (12/o6/o6) Acara bedah film (maaf, saya lupa judulnya apa?) di Auditorium IAIN Antasari Banjarmasin

Long march, bersiap-siap. (perempuan-perempuan gagah perkasa ;o) he)

Bangunan di belakang adalah rektorat IAIN, beberapa pendapat mengatakan bangunan tersebut perpaduan antara corak budaya dayak dan banjar

Demontrasi di gelar menuju ke RRI Banjarmasin



Kami adalah ilmuan yang tajam analisisnya

Pemuda yang kritis terhadap kebatilan

Politisi yang piawai mengalahkan muslihat musuh dan memperjuangkan kepentingan umat

Seorang pejuang dikala siang dan rahib di malam hari

Pemimpin yang bermoral

Teguh pada prinsip dan mampu mentranformasikan masyarakat

Guru yang mampu memberikan kepahaman dan teladan

Sahabat yang tulus dan penuh kasih sayang

Relawan yang mampu memecahkan masalah sosial

Warga yang ramah tamah kepada masyarakat dan responsive terhadap masalah mereka

Manajer yang efisien

Panglima yang gagah, berani dan pintar

Prajurit yang setia

Diplomat yang terampil berdialog

Piawai berwacana

Percaya diri yang tinggi

Semangat yang berkobar tinggi (KREDO KAMMI)


Selasa, 09 September 2008

Benarkah ada bom nuklir Islam?

0 komentar

Arab Saudi, wartawan harian okaz telah mewancarai presiden Pakistan Zia Ul Haq, Sabtu (13/o3/82). Diantara pertanyaan yang diajukan menyangkut masalah santer, yaitu adanya bom nuklir Islam. Berikut petikan pertanyaannya:

Pakistan merupakan sumber kekuatan bagi dunia Islam. Beberapa waktu yang lalu tersiarkan bahwa Pakistan akan membuat bom nuklir. Namun, pada akhir-akhir ini terdengar pernyataan yang bersifat menyanggah, menyatakan bahwa tidak ada bom nuklir Pakistan, dan tidak ada keinginan Pakistan untuk membuat bom nuklir. Apakah hal tersebut merupakan penarikan diri akibat tekanan dari suatu negara tertentu?”

“saya ucapkan terimakasih atas penghargaan anda kepada Pakistan dan penilaian anda terhadap sebagai sumber kekuatan bagi dunia Islam. Berita pertama tentang Pakistan memiliki bom nuklir adalah `tidak benar`. Juga tidak ada tekanan yang melarang Pakistan untuk mengeluarkan pernyataan tentang dirinya memiliki senjata jenis nuklir. Yang ada hanyalah rencana sederhana dalam penggunaan energi nuklir untuk maksud damai. Kami berusaha dengan giat untuk memanfaatkan teknologi jenis ini.

Oleh sebab itu anda hendaklah menjauhkan diri dari apa yang digembar-gemborkan oleh propaganda (pihak tertentu) menentang Islam dan umatnya, baik untuk Pakistan ataupun untuk negeri dan negara muslim lainnya.

Sebagaimana anda ketahui propaganda dunia barat mengatakan bahwa terdapat adanya bom nuklir Islam. Anda harus mempelajari dan menyelediki, apa yang mereka maksud dengan kata-kata bom nuklir Islam tersebut. Di amerika serikat terdapat banyak bom nuklir, bukan hanya satu, kenapa tidak dikatakan dengan bom nuklir Kristen? Israil mempunyai bom nuklir, tetapi pers barat tidak menyebutkannya sebagai bom nuklir yahudi. India memiliki bom nuklir, namun mereka tidak menamakannya bom nuklir hindu. Rusia mempunyai bom nuklir, kenapa tidak dinamakan bom nuklir komunis? Kita harus membahas maksud istilah bom nuklir Islam itu sendiri, kenapa tidak dinamakan bom nuklir Pakistan, dan mereka bersikeras menyebutkannya dengan istilah bom nuklir Islam. Dibelakang istilah tersebut, jelas ada maksud tertentu, janganlah anda remehkan…”

Demikian jawaban presiden Zia Ul Haq terhadap wartawan itu. Dari pernyataan tersebut, maka dapatlah ditarik benang-benang merahnya, antara lain:

1. Pakistan tidak memproduksi senjata jenis nuklir, akan tetapi hanya berkeinginan untuk memanfaatkan energi nuklir tersebut untuk maksud damai atau untuk keperluan pembangunan di dalam negeri.

2. pemberian nama `bom nuklir Islam` adalah hal yang sangat berlebih-lebihan dan itu telah digembor-gemborkan oleh pers barat, dengan maksud tertentu. Pakistan adalah sebuah negara yang menamakan dirinya adalah negara Islam. Oleh sebab itu, penggunaan energi nuklir yang direncanakan dikaitkan dengan nama negaranya `Islam`. Dengan istilah bom nuklir Islam terseliplah sesuatu yang mengerikan seperti kekerasan, kekajaman dan teror. Kesimpulannya, Islam itu kejam dengan kekerasannya. Kalau dulu Islam disiarkan dengan pedang, maka sekarang dan nanti disiarkan dengan bom nuklir.

3. musuh-musuh umat Islam tidak menginginkan umat Islam memiliki suatu kekuatan yang melebihi mereka, khususnnya dibidang militer dan persenjataan

Senin, 08 September 2008

Terkenang

0 komentar

“Sudah lama bu, acaranya dimulai” saya bertanya dengan ibu farihatni

“saya, tak tau juga. Saya baru datang” kata beliau. Mungkin, para teman-teman IAIN tidak mengenal beliau. Dosen mata kuliah sejarah peradaban islam yang memberi saya nilai A plus. Seorang ibu beranak dua.

Entah, mengapa hari ini saya tertarik untuk kekampus. Mungkin suatu urusan yang mendesak. Akademis. FoSSEI. Tugas akhir. Bersua dengan teman-teman. Janjian dengan kak Isna di RSUU. Ke tempat kerjanya Wakil kota banjarmasin. Namun, semuanya tak sepenunya berjalan dengan lancer.

Senin (8/9/o8) ini, saya melihat mahasiswa baru hilir mudik dengan wajah leluguaanya di kantor fakultas syari’ah. Membuat romantantika masa-masa baru jadi mahasiswa kembali terulang. Bahkan sayapun mencoba menyamar jadi mahasiswa baru. Hasilnya? Lumayan. Memuaskan. Hehehe.

Tapi, bukan itu yang di cari. Sebuah pelurusan dan ketuntasan masalah FoSSEI. Dari kemarin sampai sekarang teman-teman masih sering kontak tentang FoSSEI IAIN ini. Bahkan sering. Saya hanya berharap, mudah-mudahan masalah ini dapat clear, tanpa ada pihak yang merasa dirugikan. Semoga..

Minggu, 07 September 2008

Komunitas ke penulisan

1 komentar

Mau nulis apaaa?! Jadi bingung. Yang penting nulis. Karena menulis adalah bekerja untuk keabadiaan. Verba valent sripca molant. “eh, dasar aneh, biasanyaVerba Valent Scipta Manent. Kok, kamu ada kue molennya, ka? he” seorang teman mengomentari dengan send message short di via hp.

”hehehe. Saya pengin makan molen”

Menulis itu seperti candu. Kalau dia melihat sesuatu, timbullah dalam diri untuk menuliskannya. Dorongan untuk menulis tersebut sama besarnya dengan dorongan untuk berbicara, mengkomunikasikan pikiran dan menceritakan pengalaman kepada orang lain. Menulis adalah kerja nyata, bukan saja tiore. Bergelutnya antara otak kanan dan kiri yang akhirnya mengeluarkan ide, kesal, marah, ambisi, harapan, semangat yang tertuang dalam tulisan tersebut. Apapun tulisan itu.

Seorang kawan berujar dengan mengatakan ”terasa sangat sulit untuk menulis. Jadi lebih baik untuk tidak menulis” Mungkin hal itu disebabkan karena adanya rasa takut. Takut karena tidak mampu menulis dengan baik dan takut tulisannya tidak diterima oleh publik. Kalau rasa takut itu dibiarkan terus-menerus menghampirinya, maka akan mengubur potensi yang dimiliki oleh setiap orang yang menulis.

Bobby de porter dan mike hernacki dalam bukunya yang berjudul quantum learning mengatakan, menulis itu adalah aktifitas seluruh otak yang menggunakan belahan otak kanan (emosi) dan belahan otak kiri (logika). Dan otak kanan lebih dominan keterlibatannya pada awal menulis, yang memunculkan gagasan-gagasan baru, gairah dan emosi.

Sabtu (3o/8/o8) komunitas itu mengadakan pertemuan kembali setelah lama tak mengadakannya. Komunitas kejurnalistikan IAIN Antasari Banjarmasin. Khawatir. Itulah perasaan yang menjelma pada saat itu. Namun, saya tetap berusaha untuk tetap tenang. Para anggotanyapun alhamdulillah dapat dikatakan lengkap, meski yang hadir banyak kaum hawa. Bahkan beberapa tamu dari LPM sukma juga hadir. Hingga tempat duduk yang biasa kami gunakan kurang penuh menjadi penuh. Sebelum agenda dimulai, seperti biasa komunitas ini melakukan tilawah dan taujih. Dan itu adalah agenda wajib bagi komunitas ini setiap kali dalam pertemuan rutinnya.

Agenda berikutnya berlanjut. Seorang ukhtipun memulai pembicaraan dengan mengatakan ”bagaimana selanjutnya komunitas kita ini, lebih baik bubarkan saja!!”

”jangan. Jangan. Ana tidak sepakat” kata ukhti yang lain menimpali

Rame juga perdebatan itu. Tapi entah mengapa, waktu itu saya hanya terdiam. Dan teringat Innallaha laa yughayyiru maa bi qaumin hatta yughayyiru ma bi anfusihim, `Sesungguhnya, Allah tidak akan mengubah nasib sesuatu kaum sebelum mereka mengubah apa yang ada pada diri mereka`. Toh, nasib komunitas ini tergantung kepada mereka. Sekekali, rasa individualis itu muncul. Namun, Alhamdulillah. Akhirnya dapat ditampik juga.

Perdebatan semakin memanas. Ketika ukhti N mengeluarkan gemelut yang ada di dalam benaknya. Terutama masalah kerumah tanggaan, seperti kas, pendapatan, pengeluaran, piutang, utang, dan biaya. Selain itu, teman-teman lain juga menambahkan permasalahan eksternal komunitas, seperti minat baca yang kurang di kalangan mahasiswa itu sendiri. ”Solusinya untuk menjadikan masyarakat kita sadar akan membaca, gimana tuh?” kata Deden dari LPM Sukma. Karena Deden merasakan hal yang serupa.

”ada yang berikan masukan? Silahkan!” saya berkata. ”kalau tidak ada. Mungkin ini PR kita, kini dan esok”

Setelah perdebatan itu, sikredpun memberikan tugas kepada teman-teman tentang ke redaksian.

”Yang penting menulis dulu, masalah pemasukan dana insyaAllah ada. Karena rezeki itu datangnya tak disangka-sangka asal kita berusaha” Dan pertemuan itupun berakhir ketika azan zhuhur telah di kumandangkan.

Ngomong2 masalah bubar itu, jadi atau tidak ya? hehehe

 

Goresan Biasa Copyright © 2008 Black Brown Art Template designed by Ipiet's Blogger Template