Kamis, 18 November 2010

Kalimat Sakti

0 komentar
Saat saya berada di salah satu dialer motor yang terkenal di Banjarmasin. Pandangan saya tertuju kepada seorang anak kecil bebadan gemuk, yang mirip dengan bintang cilik di era 90an asal negeri Panda, yakni Boboho. Rambut dan postur tubuhnya pas mirip sekali dengan boboho.

Tapi, bukan itu menjadi perhatian utama saya pada waktu itu, melainkan tangisan anak kecil tersebut. Ya, seperti biasanya anak kecil menangis, keras dan lantang (bagi anak kecil lelaki)si anak kecil menganangisnya luar biasa kerasnya, memukau para karyawan dialer dan siapa saja yang berada disana, hingga menghentikan aktivitas sekitar 1 menit.

Alasannya simple, si anak kecil kepengen naik tangga, namun orang tuanya keburu mau pulang. Tidak terpenuhi permintaan tersebut menjadikan si anak kecil menangis sejadi-jadinya. Namun, apa yang terjadi, saat itu seorang wanita cantik membisikan sesuatu ketelinga si anak kecil tersebut. Spontan suasana yang asalnya dipenuhi suara tangisan berubah menjadi hening.

"Benar ya ma, kita kesana, benar ya ma" si anak berucap kepada wanita cantik tersebut, yang tak lain ibunya sendiri. Si ibu tersenyum dan merekapun akhirnya keluar dari ruangan dialer.

Selasa, 02 November 2010

Pejalan Kaki

0 komentar
Hidup sehat itu sangat penting, karena badan sehat dan semua gerik-gerik kita juga dapat maksimal. Dengan berjalan kaki seribu langkah minimalnya sehari, kaum perempuan dapat minimalisir tulang keropos serta penyakit lainnya. Ayooo, sejak dini kita cegah tulang keropos dengan jalan kaki, selain sehat juga dapat berhemat, hemat macet, hemat polusi, hemat uang dan hemat lainnya..

Aku salut dengan Belanda. Walau pernah menjajah bangsa Indonesia begitu lama, yakni sekitar 350 tahun, tapi negaranya maju hanya dengan jalan kaki dan naik sepeda. Tidak ada kemacetan, polusi dan tidak pernah mengalami krisis BBM.

Mengutip tulisan bapak Anis Mata, bahwa sebuah sistem akan menajdi realitas, jika ia menjelma sebagai watak dalam diri inspiratornya..

Senin, 01 November 2010

Surat Buat Kawanku

0 komentar
Seberapa jauh jarak yang kau tempuh ke Banjarmasin, kawan. Aku tak bisa membayangkan, seberapa jauh. Kau melawati beberapa buah gunung yang mengandung emas hitam, lalu harus menempuh jarak 50 Km, ditambah harus rela menginab di kost teman satu malam, hanya sebuah ‘ketemuan’. Ya, ketemuan beberapa orang yang kau kenal sejak 6 tahun yang silam. Lama tak bersua, kangen, memoar, makan bersama, yang pasti ketemuan, intinya siraturrahmi, titik.

Namun, apa yang terjadi..

31 oktober yang direncanakan dari semula telah menjadi rencana saja. Tak ada ketemuan, tak ada siraturrahmi, tak ada satupun yang datang.

Kecewa, marah, kesal dan apapun itu bentuknya, hal itu wajar bagi siapapun objek pelakunya.

Tapi, kau hanya memilih diam. Diam seribu bahasa...

Ku tahu kawan, bahwa apapun yang kau lakukan selama ini bukanlah suatu yang sia-sia. Karena Allah menciptakan sesuatu di muka bumi ini tak akan pernah yang sia-sia, pasti ada manfaatnya. Asal perkerjaan itu ikhlas serta diiringi niat karena Allah semata.

Jika dalam diammu itu telah meneteskan air mata yang membasahi wajahmu, maka anggaplah air mata itu adalah pelajaran bagiku, sebagai bukti bahwa kita harus menghargai ‘orang’ sebagai manusia. Ku mengengok dari bangsa sendiri, yakni bangsa jamrud khatulistiwa, yang penduduknya jarang menghargai orang lain, bahkan dirinya sendiri, buktinya masyaraktnya banyak yang merokok. jelas-jelas terpangpang tulisan bahwa ‘merokok dapat mengakibatkan hipotensi, kanker, ddl, tapi masih banyak orang yang merokok, membuang sampah sembarang, tertib berlalu lintas saat poltasnya ada, namun sebaliknya, tak teratur kalau poltasnya sedang asik telpon-telponan di bawah pohon..

Kawan, aku masih ingat perkataanmu sejak semester 2 kuliah dulu di perbankan syariah, tepatnya di benteng belanda. Saat itu, dosen mata kuliah tidak masuk secara mendadak, tanpa ada alasan, padahal jarak yang ku tempuh dari kampus-rumah lumayan jauh, tidak kurang dan lebih hanya 14 Km saja. Ku cemberut…

Dan waktu itu kau katakan..
“satu langkah kaki yang kau injakkan karena Allah, maka langkah-langkah itu akan memberatkan timbangmu di yaumul hisab nanti, jadi, perbanyaklah langkah-langkah itu..”




1 November 2010
pejalan_kaki29@yahoo.com
 

Goresan Biasa Copyright © 2008 Black Brown Art Template designed by Ipiet's Blogger Template