Senin, 10 Januari 2011

Mempertanggungjawabkan Tugas Akhir

0 komentar
Sayup-sayup suara terdengar dalam suatu ruang berukuran 4x4. Beberapa perempuan sedang duduk berjejer terlihat tegang dengan ekpresinya masing-masing. Seorang lelaki separoh baya beberapa kali melontarkan pertanyaan kepada seorang wanita yang duduk berseberangan dengannya. Dengan gaya santai, si wanita menjawab pelan.

Waktupun berlalu dan pertanyaan berikutnya belangsung dengan orang yang berbeda. Kini sang penanya adalah seorang lelaki termuda yang berada di depannya. Berkulit putih dan berperawakan tinggi. Sesekali si penanya melontarkan beberapa kalimat dan membolak-balikkan kumpulan kertas yang di bungkus map hijau. “wah, ini masih banyak yang harus direvisi, ada yang kurang lengkap” ujar laki-laki tersebut.

Sambil meng-unggut, si wanita itu terlihat sedih. Ia mengatakan, nanti saya akan perbaiki dan menambahkannya. Tak hanya itu, saat tanya jawab berlangsung di ruangan, wanita itu semakin terdiam. Memandang kosong kea rah depan, kea rah duduknya di lelaki penanya.

Akhirnya, waktu pun berlalu dan pengumuman hasil presentasi tugas akhir akademik dibacakan. Semua yang berada diruangan seolah membisu. Dan para hadirin yang berhadir dipersilahkan untuk berdiri. Dengan getaran dada si wanita dan para hadirin, nilai akhir dibacakan oleh ketua tim penguji skripsi dengan seksama.

“Ujian akhir skripsi ini dinyatakan diterima dengan bersyarat, yaitu yang bersangkutan harus merevisi bagian yang telah disebutkan tadi. Dengan ini, maka kami sebagai tim penguji menyatakan, bahwa mendapatkan nilai xx,xx. Selamat, sekarang bergelar S.PdI”

Tepuk tangan pun memenuhi ruangan, namun si wanita itu terlihat sedih. Sesekali tersenyum. Proses ucapan terimasih berlalu…

Seperti biasa ketika mahasiswa telah melaksanakan ujian akhir skripsi, aku selalu memberikan ucapan selamat kepada mereka. Ku sapa dan ku dekati wanita itu. Tapi apa yang terjadi, dia memeluk ku erat. Sambil meneteskan air mata ia mengatakan bahwa dirinya hanya bisa mendapatkan nilai itu.

“Ka, ulun hanya dapat nilai B, hikssss” ungkapnya

‘Tidak apa ding, yang penting anti sudah berusaha. Selamat telah memperoleh gelar sarjana, jadikan mau ke padang? Kata ku setengah berbisik, sambil menepuk-nepukan pundaknya saat dalam pelukan hangat.



Banjarmasin, 10 Januari 2011
Jadi teringat janjiku kepada para guruku. InsyaAllah, adakan penelitian lagi dan memberikan kontribusi untuk EI
^__^

Munajat

0 komentar
Saat kesunyian tiba disepertiga malam. Meluluhlantakan jiwa yang gelisah. Menentramkan hati yang bergemuruh. Menyembuhkan luka yang dalam. Penawar rindu yang terpendam.

Di sepertiga malam itu pula, saat banyaknya manusia yang terlelap, munajat ku panjatkan agar mimpi-mimpi itu bisa kubangun, melangkah kedepan dengan ridha-Nya.. Bismillahi tawakkaltu ‘alallahu
 

Goresan Biasa Copyright © 2008 Black Brown Art Template designed by Ipiet's Blogger Template