Minggu, 12 Oktober 2008

Gondrong

0 komentar

Gondrong, itulah saya menyebutnya. Seorang laki2 berkulit putih(tapi, kalo ke negeri Cina termasuk hitam pang), kelahiran Banjarmasin, 15 February 1981, memiliki tinggi kurang lebih 172 cm, berat bandan 50 Kg, anak kelima dari enam bersaudara, hobby makan dan otak-atik komputer selain itu suka nyuruh2 dan nanya2. padahal bendanya ada didepan mata. Dia adalah Mahasiswa Stia Bina Banua dan Panca Stia (Mungkin ini salah dalam hal penulisan) kalimantan Selatan, ikut organisasi `pancasila'. Buyar.. itulah kalimat yang keluar dari bibirnya yang berwarna pink ke putih2an, ketika pradeksinya lepas dari fikirannya. Karena rambutnya itu Gondrong dan berwarna kemerah2an, ikal gantung dan bau shampho Reju.. saya sering menyebutnya si Drong..
Walaupun gitu, dia adalah salah satu orang yang membidik diri ini dalam berbagai hal, termasuk argumentsinya dan wa2san yang ia peroleh selama hidup di padang komunitas Cina dan saya sangat menghormati itu. Wataknya yang keras dan suka ngetok2 pintu kamar walaupun tengah malam untuk minta kerjakan tugas Akuntansi.

Sebentar lagi umurnya bertambah, mudah2an drong, pian lakas dan makin kuat ibadahnya..

Nettar, 11 February 2008

Lubna Rayyan

1 komentar

Virus itu...
Virus yang bernama Funny UST scandal.avi telah besemanyam di komputerqu, yang memakan dan mendelete file2 kesayangan termasuk file tugas keredaksian. Padahal tugas itu sudah ditagih oleh sang penglayout. Salahsatu file yang masih diharapkan adalah file itu... yang berada di Lubna Rayyan. Lubna Rayyan adalah sebuah kost sederhana yang berada di jalan Gatsu Banjarmasin (mungkin para pembaca udah tau arti dari Lubra Rayyan). Ternyata, disana terdapat wanita2 perkasa yang salah satu wanita tersebut Q di beri julukan sebagai `Arsitek Peradaban`. Selang kesana, ga2ng pintu masuk telah rusak dan wanita itulah memperbaikinya. Hebatkan.. wani..ta perkasa..!!
Dengan seijin sang empu, q minta file2 yang semuanya belum teredit itu untuk dimasukkan ke dalam flashdisk. Q buka berlahan2 file yang ada di komputer dan q temukan sebuah file yang menarik perasaan untuk membukanya. Ternyata yang isinya...

BU..., CERITAKAN
AKU TENTANG LELAKI SEJATI...

dari Indrianti

Seorang remaja pria bertanya kepada ibunya: Ibu, ceritakan
padaku tentang lelaki sejati...

Sang Ibu tersenyum dan menjawab... Lelaki Sejati bukanlah
dilihat dari bahunya yang kekar, tetapi dari kasih sayangnya pada orang
disekitarnya....

Lelaki sejati bukanlah dilihat dari suaranya yang
lantang, tetapi dari kelembutannya mengatakan kebenaran.....

Lelaki sejati bukanlah dilihat dari jumlah sahabat di
sekitarnya, tetapi dari sikap bersahabatnya pada generasi muda bangsa ...

Lelaki sejati bukanlah dilihat dari bagaimana dia di
hormati ditempat bekerja, tetapi bagaimana dia dihormati didalam rumah...

Lelaki sejati bukanlah dilihat dari
kerasnya pukulan, tetapi dari sikap bijaknya memahami persoalan...

Lelaki
sejati bukanlah dilihat dari dadanya yang bidang, tetapi dari hati yang ada
dibalik itu...

Lelaki
sejati bukanlah dilihat dari banyaknya akhwat yang memuja, tetapi komitmennya
terhadap akhwat yang dicintainya...

Lelaki
sejati bukanlah dilihat dari jumlah barbel yang dibebankan, tetapi dari
tabahnya dia mengahdapi lika-liku kehidupan...

Lelaki
Sejati bukanlah dilihat dari kerasnya membaca Al-Quran, tetapi dari
konsistennya dia menjalankan apa yang ia baca...

....setelah itu, ia kembali bertanya...

" Siapakah yang dapat memenuhi kriteria seperti itu,
Ibu ?"

Sang Ibu memberinya buku dan berkata.... "Pelajari
tenteng dia..." ia pun mengambil buku itu

"MUHAMMAD", judul buku yang tertulis di buku
itu



Thanks.. shahib atas bantuannya
----- Jazakillah----

Sabtu, 02 February 2008

Bertambah Usia

0 komentar

Bertambahnya usia, hal itu sudah menjadi lumrah
dalam kancah roda kehidupan. Namun, Q tidak terlalu bangga dengan bertambahnya
usia, biasa2 saja, tapi menerima penuh rasa syukur. Soalnya, secara transfaransi
nilai umur bertambah, tapi pada substansinya berkurang. Q hanya berpikir dan
membayangkan, kebaikan apa yang sudah Q lakakukan selama ini dan
memperbandingkan dengan dosa yang telah Q perbuat. Padahal hidup di dunia
hanyalah satu kali, dan cuman untuk satu kali. Dunia adalah lahan untuk
menggarap, yang prosesnya memakan keletihan, kejenuhan, pilihan, sedih, tawa,
canda, serius, kebersamaan namun ada juga kesendirian dan hasilnya untuk akhirat
kelak. Tidak ada kesia2an dari apa yang Qt perbuat, karena Allah Swt. telah
berfirman ”Barangsiapa berbuat kebaikan seberat benda yang terkecilpun, niscaya
ia akan melihatnya. Dan barangsiapa berbuat keburukan seberat benda yang
terkecil pun, niscaya ia akan melihatnya” (Qs. Al-Zalzalah; 7-8) yang tentunya
diawali dengan niat ”sesungguhnya amal perbuatan itu disertai niat dan setiap
orang mendapat balasan amal sesuai dengan niatnya.” (HR. Al-Bukhari:
petikan dari hadits Arba’in An-Nawawi)

Bertambahnya usia, tidak memiliki arti apa2, jika
perubahan positif ke arah yang lebih baik dalam diri tidak terjadi. Karena usia
tidak memiliki nilai tambah, tidak seperti halnya dengan perhitungan matematika
ilmu perbankan yang selama ini Q pelajari. Selain itu, bertambahnya usia tidak
memiliki arti apa2, jika tidak disertai dengan bertambahnya kualitas diri.

Bertambahnya usia, tidak menjamin se2orang bersikap
dewasa. Karena kedewasaan tidak dapat diukur dengan tampang wajah atau bentuk
tubuh. Akan tetapi, hanya dapat diukur dengan cara berpikir ketika ia dapat
menyelesaikan masalah atau berpikir untuk masa depan... Wallahu’alam bis shawab

P. Panjang, 29 January 2008

14: 03 WIT

Selasa, 07 Oktober 2008

Wartawan Menggelar Aksi

0 komentar
Di media harian Mata Banua memberitakan, beberapa wartawan yang terdiri dari wartawan elektronik dan cetak melakukan protes keras terhadap pihak RSUD Ulin Banjarmasin dalam pemberian izin bagi wartawan yang mengabdikan gambar para calon kepala daerah Kalsel di ruang tunggu pemeriksaan medical check up aster.

Bahkan mereka menggelar aksi duduk di lantai depan pintu masuk ruangan sambil meletakkan kamera dan mengumpulkan kartu identitas wartawan masing-masing medianya sebagai tanda protes.

Para wartawan kecewa dengan perlakuan petugas keamanan dan pihak rumah sakit yang menurut mereka terlalu over acting dalam nenyingkapi kebijakan yang telah diberikan RSUD Ulin khusus mengamankan lokasi tersebut, (mata banua, (19/3).

Adanya perlakuan tersebut Perhimpunan Wartawan Indonesia (PWI) kalsel lewat ketuanya, Faturrahman siap menyeret oknom dan instansi ke ranah hukum, (kalimantan post, (20/3).
 

Goresan Biasa Copyright © 2008 Black Brown Art Template designed by Ipiet's Blogger Template