Rabu, 26 Mei 2010

Persaingan Sengit

2 komentar
Ini bukan yang pertama ku besuk salah satu situs pasangan cagub Kalsel, tapi sudah beberapa kali. Kubaca salah satu tulisannya, pasti memojokkan calon pasangan cagub yang lain dalam pemulikada kali ini.

Dengan gaya bombastis membuat pembaca yang belum tau, akan terpana, bahkan langsung percaya, mungkin. Namun, sebaliknya, kalau kita telaah, malah isi tulisan tersebut terdapat kata-kata atau kalimat sangat tidak sehat..

Apakah ini perang dunia maya dalam pemilukada? Perang sengit antar para kandidat, yang bersaing untuk meraih cinta sang pujangga alias suara rakyat?

Selasa, 18 Mei 2010

Ijazah Skenner

2 komentar
Satu pekan lewat, tepatnya rabu, (12/5) seorang adik angkatan dari Jurusan yang sama mengirikimkan pesan pendek kepadaku, yang isinya permintaan pertolongan, untuk bersedia meminjamkan Ijazah beserta transkip nilai milikku. Tanpa berpikir panjang ku jawab, insyaAllah. Untuk, apa? Timpal ku kirimkankan SMS balasan. Nanti, pian akan tahu juga alasannya. Si adik membalas. Dan si adikpun minta bawakan secepatnya, jika bisa sekarang juga. Dengan kata-kata lembut, ku balas SMS tersebut bahwa aku sekarang lagi di kantor dan semua ijazah dan transkip nilai semuanya ada di rumah. Si adikpun pasrah, dia manut dan meminta jadual ku untuk ke kost (hehe, sok sibuk, jadi pake jadual). Ku katakan lewat SMS bahwa hari selasa ini aku akan ke kost, InsyaAllah.

Setiap selang-seling hari si adik ini mengigatkanku lewat SMS untuk jangan lupa membawakan ijazah dan transkip nilai pada hari yang dijanjikan. Hari selasa (18/5), tak lupa ku bawakan janji tersebut dengan pikiran yang bertanya-tanya dan asumsi-asumsi yang biasanya di gunakan untuk menganalisis media. Untuk apa....? aneh, tapi ku tetap ingin tahu dan ingin membuktikan bahwa asumsi itu adalah benar.

Sampai di kost aku di SMS, ternyata si adik ini kuliah sampai waktu akhir tengah hari dan minta titipkan ijazah beserta transkip nilai tersebut kepada kost sebelah. Karena sering angkring di kost sebelah, maka aku istirahat disana sambil mungkitkan asumsi di kepala ini, dan menggagalkan penyerahkan ijazah dan transkip nilai tersebut.

Lewat pesan kepada penghuni kost, ku katakan bahwa apabila si adik ingin mengambil surat berharga itu, maka apa yang menjadi dasar alasan dari peminjaman surat berharga itu, ”tak ada alasan maka tak bisa pinjam ijazah, tapi untuk melihat ijazahnya boleh-boleh saja...”

Namun, hal itu lamban untuk menyelesaikan tanda tanya di kepala...
Sore, Alhamdulilllah, seorang kakak menyuruhku untuk bertendang ke kostnya yang letaknya berdekatan dengan kos si adik, dan karena di kost beliau ada pisang dan akupun dipersilahkan untuk memakannya, he (pas untuk mengobati badan yang penuh gilitiran akibat kurang darah, buah pisang salah satu buah yang berfungsi untuk menambah HB).

Sampai ke kost kakak, ternyata si adik juga ada disana. Tidak berbasa-basi si daikpun langsung menagih janji yang telah dijanjikan. Tanpa banyak bacot, aku langsung menanyatakan perihal peminjaman ijazah dan transkip nilai. Ia pun mulai terkesipu...

Si adik mengatakan bahwa ijazah itu untuk di skanner..
Ku terkejut, ternyata asumsi di kepala ku itu benar

Si adik mengungungkapkan, dirinya sedang hamil, dan dia berjanji kepada kedua orang tuanya dan suaminya di bulan juni ini ia selesai kuliah, tapi kenyataannya belum, karena beberapa mata kuliah masih ketinggalan akibat terminal kawin. Ia melanjutkan, untuk itu dirinya ingin mengskenner ijazah agar, dimata kedua orang tuanya dan suaminya lulus kuliah. tapi di dalam penuturannyaapabila berhasil mengskenneria mau berhenti kuliah untuk mempersiapkan diri dalam persalinan. Setelah melahirkan, dirinya akan melanjutkan lagi ke kuliah lagi, yakni S1 perbankan syariah.
Dalam hati ku mengatakan, apa bisa?

Mendengar penejalasan dari si adik, aku merah. Ku katakan bahwa ini adalah palanggaran HAKI dan tak bisa di tolirer. Maaf, aku tak bisa...
Ia memeles, memohon semua itu hanya menunjukkan kepada orang tua, untuk membuktikan bahwa ia lulus kuliah. Tapi, dengan ijazah hasil skennneran, cuman itu saja, katanya penuh nada yang melemah.

” ya.. tetap tak bisa, walaupun hanya untuk menunjukkan kepada orang tua mu, ini merupakan suatu pembohongan, apalagi kau hamil. Perbuatan seorang ibu yang hamil, akan mempengaruhi anak yang ada di kandungannya. Jika si ibu suka berbohong berarti ia telah mengajarkan kepada si calon bayi untuk berbohong. Lagian ijazah skanner tersebut akan beralih fungsi, yang asal mula untuk menunjukan kelulusan kepada orang tua, lambat laun ada bisikan untuk di gunakan ke berbagai hal lainnya. Nah, kalau yang beginian terjadi, maka tidak bisa di remehkan. Sekali lagi maaf, aku tak bisa bantu. Cari solusi yang baik saja, insyaAllah kalau kau jujur dengan orang tua, mereka akan menerimanya. Atau loby saja ketua jurusanmu agar dapat meng SP mata kuliah yang ketinggalan. Ingat, kau sedang hamil, anak pertama pula

Si adikpun diam... dengan wajah masih berfikir. Namun, lagi-lagi cara untuk mendapat pinjaman ijazah dan transkip nilai untuk di skenner masih saja ada di benaknya, sampai-sampai ia memintaku untuk menyebutkan, siapa-siapa saja yang ku kenal yang mempunyai izajah yang sama...

Ya Allah... hamba berlindung dari sifat yang beginian...

Jumat, 14 Mei 2010

Harapan Hidup Daerah Pesisir Tinggi

0 komentar
Dalam suatu penelitian yang diberitakan oleh salah satu media cetak banjarmasin memaparkan bahwa angka harapan hidup di pesisir lebih tinggi ketimbang di kawasan perkotaan dan pegunungan. Hal itu terbukti setiap tahunnya para penduduk yang bermukim di pesisir semakin meningkat hingga mencapai 64,1 tahun dibandingkan kawasan pegunungan sekitar 63,8 tahun.

Walaupun meraih tingkat tertinggi dalam katogori harapan hidup, namun, kawasan ini dari aspek pendidikan dan pendapatan serta pengeluaran, kawasan pesisir mendapat ringking terendah dibanding kawasan pegunungan dan perkotaan.

Sama halnya dengan tingkat daya beli (konsumsi) kawasan pesisir menunjukkan daya beli yang rendah dibanding di dua kawasan tersebut, yakni Rp611.223, sedangkan kawasan perkotaan dan pegunungan berkisar Rp663.249, Rp624.984.

Oleh karena itu tak heran kalau kita lihat para nelayan sedang menangkap ikan, dengan jumlah perolehan besar ditambah tenaga yang terkuras besar pula tapi tak sebanding dengan jumlah upah/uang yang didapat. Tak ada kalian, bapak-bapak nelayan, kami tak bisa makan ikan...

Referensi:
Harian Mata Banua, Jumat (14/5/10)

Terjaring Razia Lagi

0 komentar
Sudah kesekian kalinya, nenek itu di sidang di pengadilan negeri Banjarmasin. Entah ketiga atau kelima kalinya, yang pasti lebih dari dua kali. Lantaran masih melakukan aktivitas mengemis di jalan dan pada sejumlah rumah penduduk.

Sungguh tragis, memang. Seharusnya, bukan disana tempat beliau bermukim.. penjara satu beberapa hari..

Aksi aparat untuk mengamankan nenek beserta teman2 beliau adalah baik, agar tidak menggangu masyakarat yang merasa terganggu dan membuat meraka jera dari profesi tersebut. Namun apa dikata, memasukkan mereka (para pengemis) tanda adanya binaan yang bersifat produktif, membuat mereka akan kembali lagi berprofesi seperti semula. Andai saja nenek itu dan teman2 beliau yang sudah lanjut usia di masukkan ke Panti Jompo, itukan belih baik, dan tak lupa pembinaan produktif dan ukhrawi.

Masalahnya, bagaimana dengan gepeng yang masih gagah, muda dan memiliki tubuh yang kuat serta sempurna? Terkadang, kalau kita menemui hal tersebut, tak arang rasa kesalpun muncul dipermukaan diri. Dan aku sangat sepakat, kalau gepeng yang beginian ini harus di tuntaskan agar sifat yang rajin untuk mengemis tersebut dimusnahkan. Tapi, apakah bisa?
 

Goresan Biasa Copyright © 2008 Black Brown Art Template designed by Ipiet's Blogger Template