Selasa, 31 Desember 2013

Angle Kehidupan

0 komentar

Jalan-jalan ke kota Banjarmasin, dengan angle berbeda. Kali ini aku berjalan di kawasan sentra antasari. Menyelusuri pertokoan-pertokoan kosong di belakang mesjid besar, Miftahul Ihsan. Ini bukanlah sekadar berjalan  biasa, ada yang ingin ku cari di sekitar komplek pertokoan tersebut. Di temani paman dan istri beliau, ditambah gerimis hujan yang turun, aku berjalan mengiringi mereka. 

Dalam jalan-jalan tersebut aku melihat beberapa keluarga yang tinggal di pertokoan yang masih kosong. Satu toko dihuni 4 orang namun ada juga yang lebih. Mereka memandangi kami, ada yang tersenyum dan adapula yang acuh. Ada juga yang sibuk memasak di depan toko dengan peralatan seadanya. 

Menurut warga setempat, mereka merupakan pendatang dari luar daerah. Merantau ke kota Banjarmasin, untuk mengubah nasib hidup dari kampung. Memang setiap kota besar, akan menemui hal seperti ini. Akan tetapi, untuk di Indonesia, kasus seperti ini banyak terjadi, terutama di ibukota, salah satunya di kota Banjarmasin. Banyak pekerjaan real biokrasi pemerintah, bagaimana mengubah keadaan ini menjadi lebih baik. Walaupun sudah berbuat, namun terlihat belum maksimal. Karena masih ada nasib orang-orang terlantar seperti mereka yang belum tertangani. Bukan sekadar menyetor PAD atau membuat dan mengajukan anggaran untuk kesejahteraan, tapi seharusnya, distribusinya memang benar-benar harus dijalankan sesuai target sasaran, dan bukan untuk diselewengkan dengan data yang fiktif. 

Namun, yang terpenting dari semua itu, bagaimana empati dan simpati kita ketika melihat titik dari angle kehidupan ini. Apa yang harus kita lakukan untuk mereka. Diam, atau malah mencaci maki, atau memberi komentar tanpa ada aksi konkrit. Apa yang harus kita lakukan untuk merubah keadaan. Yang pasti perubahan itu terjadi bermula dari kesadaran pribadi sendiri. Karena orang-orang yang terlantar adalah manusia, dan kita adalah manusia, dimanakah rasa kemanusian itu berada?

catatan bulan tahun december 2012

Rehat Sejenak

0 komentar

Lama absent menulis di blog ini, karena tulisan terporsir seluruhnya ke daily record, bersampul warna merah cerah. Sesungguhnya buku itu sudah ada sejak tahun 2006 silam, namun seiring perjalanan waktu, karena kesibukan diluar dan lain-lain, sehingga jarang terisi. Oleh sebab itu, mengapa harus concern untuk mengisinya kembali. Akhir 2013 ini aku optimis untuk mengisinya sampai habis.. 

Biasanya, content dari buku tersebut berisi sebagian besar dari perjalanan-perjalanan, kisah orang-orang yang telah kutemui, dan renungan-renunangan. Sebab, setiap perjalanan ada nilai-nilai pelajaran yang di dapat, dan menjadikannya renungan, serta muncullah beberapa pertanyaan mengapa, apa, dan bagaimana. Dan karena, setiap detik yang terlewati tak akan pernah terulang kembali. 

Jadi bagaimana menjadikan setiap kejadian dalam hidup itu menjadi sejarah, setidaknya sejarah untuk diri sendiri dan orang-orang terdekat. Dengan menuliskannya, atau bercerita kepada orang-orang yang dekat denganku, hal itu memiliki rasa kepuasan tersendiri. Verba valent scripta valent, yang terucap akan mudah pudar sedangkan yang tertulis akan lestari, demikian tulis Pramoedya Ananta Toer. Terimakasih kepada pengunjung blog ini, sudah mampir dan membaca postingan sealakadarnya, semoga bermanfaat :). Kalian adalah orang-orang yang dekatku..


23 August 2013

Minggu, 29 Desember 2013

Ciut

0 komentar

Siapa yang tak kenal dengan nama Agra Kusuma. Semua orang, kemungkinan kenal dengan nama beliau. Sosok laki-laki tinggi besar, berambut pendek dan kepalanya terlihat botak sedikit, hehe (sorry oom). Beliaulah pemegang kendali news di salah satu station radio ternama di Kalsel. Pertama kali aku bertemu memang terlihat agak cuek. Tapi itu kuanggap biasa, pemred.., jaga imeg, hehe.
Dari oom Agra lah aku dibidik untuk membuat berita radio, yang memang agak sulit tapi menyenangkan. Dari jam 8.30 pagi sampai 5.30 sore aku stanby di depan komputer untuk membuat berita radio yang setiap harinya disuruh membuat tiga berita. “nanti kalau sudah terbiasa jadi lima berita” katanya tegas.
Waduh, bisa ciut.. hehe..
Jam 5 sore, hasil beritaku di evaluasi oleh oom Agra. Sedangkan untuk alur beritanya adakalanya aku berkonsultasi kepada Rahma, asisten pemred.
Rahma adalah seorang perempuan berjilbab. Dari pakaiannya aku tau bahwa Rahma adalah salah satu member ormas, dan sedikit seperti baby pembawaan, hehe. Pernah aku minta saran untuk membuatan berita kepadanya, dan hasilnya, ehmm...
Untuk mereka berdua, terimakasih atas ilmunya, terutama kepada oom Agra. I found my style for writing

Jadi bingung mau menulis sambungnya, ya sudah cukup sekian sampai disini saja, thank u, wassalam.
 

Goresan Biasa Copyright © 2008 Black Brown Art Template designed by Ipiet's Blogger Template