Minggu, 12 Oktober 2008

Bertambah Usia


Bertambahnya usia, hal itu sudah menjadi lumrah
dalam kancah roda kehidupan. Namun, Q tidak terlalu bangga dengan bertambahnya
usia, biasa2 saja, tapi menerima penuh rasa syukur. Soalnya, secara transfaransi
nilai umur bertambah, tapi pada substansinya berkurang. Q hanya berpikir dan
membayangkan, kebaikan apa yang sudah Q lakakukan selama ini dan
memperbandingkan dengan dosa yang telah Q perbuat. Padahal hidup di dunia
hanyalah satu kali, dan cuman untuk satu kali. Dunia adalah lahan untuk
menggarap, yang prosesnya memakan keletihan, kejenuhan, pilihan, sedih, tawa,
canda, serius, kebersamaan namun ada juga kesendirian dan hasilnya untuk akhirat
kelak. Tidak ada kesia2an dari apa yang Qt perbuat, karena Allah Swt. telah
berfirman ”Barangsiapa berbuat kebaikan seberat benda yang terkecilpun, niscaya
ia akan melihatnya. Dan barangsiapa berbuat keburukan seberat benda yang
terkecil pun, niscaya ia akan melihatnya” (Qs. Al-Zalzalah; 7-8) yang tentunya
diawali dengan niat ”sesungguhnya amal perbuatan itu disertai niat dan setiap
orang mendapat balasan amal sesuai dengan niatnya.” (HR. Al-Bukhari:
petikan dari hadits Arba’in An-Nawawi)

Bertambahnya usia, tidak memiliki arti apa2, jika
perubahan positif ke arah yang lebih baik dalam diri tidak terjadi. Karena usia
tidak memiliki nilai tambah, tidak seperti halnya dengan perhitungan matematika
ilmu perbankan yang selama ini Q pelajari. Selain itu, bertambahnya usia tidak
memiliki arti apa2, jika tidak disertai dengan bertambahnya kualitas diri.

Bertambahnya usia, tidak menjamin se2orang bersikap
dewasa. Karena kedewasaan tidak dapat diukur dengan tampang wajah atau bentuk
tubuh. Akan tetapi, hanya dapat diukur dengan cara berpikir ketika ia dapat
menyelesaikan masalah atau berpikir untuk masa depan... Wallahu’alam bis shawab

P. Panjang, 29 January 2008

14: 03 WIT

0 komentar:

 

Goresan Biasa Copyright © 2008 Black Brown Art Template designed by Ipiet's Blogger Template