Saat kau tatap tajam mata kecilku
Kau pun tersenyum ringan
Menyilakan ku untuk makan bersama
Meski malu, tapi kau tak acuh
Satu wancuh nasi diletakkan diatas piring
Ku diam, tapi melirik
Kau tertawa lebar
‘ayo dimakan, jangan supan’ katanya ramah
Saat jemarimu sudah sangat keriput
Gusi merah mu bertambah lapang
Matamu bertambah rabun
Kau berkata bahwa jadilah orang yang berguna
Kata yang sungguh ku ingat sepanjang masa
Saat lantunan adzan di kumandangkan
Sedikit-demi sedikit tabala di turunkan
Ku tersadar, bahwa inilah perpisahan kita
Perpisahan untuk selama-lamanya
P. Panjang, 10 Juni 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar