Dalam ajaran Islam, siraturrahim bukan saja akan
menguatkan tali ukhuwah islamiyah,
tapi juga sebagai pintu rezeki. Siraturrahim bukan saja dilakukan untuk
kalangan yang perpunya namun siraturrahim juga milik yang tak perpunya. Saking
urgentnya siraturrahim ini, adakalanya setiap muslim menargetkan minimal 3 kali
dalam setahun, bukan hanya saat lebaran tiba, bahkan diluar lebaran pun bisa,
apalagi musim kampanye seperti ini para calon legeslatif gencar-gencarnya
siraturrahim ke tokoh-tokoh masyarakat untuk minta dukungan, hehe.
Pagi jumat itu, bersama Dewi, aku pergi ke komplek Graha
Citra, tepatnya ke pondok pasantrean Salafiah untuk siraturrahmi. Sambil
menikmati fanorama indah perjalanan tak terasa teriknya mentari pagi menyentuh
pori-pori kulit kami. Selain mendapat vitamin E, kami juga memperoleh vitamin L
alias latat, hehe.. alhamdulillah..
Di jalan, aku bertemu dengan ummahat dengan 3 anak,
mereka memandangi kami yang tak menggenakan cadar ini. Sekitar 4 kilo mater
lamanya perjalanan yang ditempuh, tibalah kami disebuah gedung bertinggat 3 dan
di sebelahnya ada musholla berarsitektur jawa.
Dengan langkah malu-malu, kami pun menuju gedung lantai
3, tempat pendaftaran siswa baru ponpes. Setibanya, kami langsung bertemu
dengan ketua Ponpes, Syekh M Tamizi, dan seketika itulah kami mengungkapkan
perihal kedatangan kami kepada beliau. Syekh pun menyodorkan sebuah amplok
coklat berukuran sedang, dan menyerahkannya kepadaku.
Isinnya?? Ehmm..
“ini amplok kalau berminat, sebelum tiga hari harus
diserahkan kembali kesini ya, pendaftarannya gratis. Termasuk biaya mondok dan
makan” kata syekh kepadaku.
“inggih syekh, akan ulun pikirkan, syukran” jawabku :))
On Juny 2013