Selasa, 18 Mei 2010

Ijazah Skenner


Satu pekan lewat, tepatnya rabu, (12/5) seorang adik angkatan dari Jurusan yang sama mengirikimkan pesan pendek kepadaku, yang isinya permintaan pertolongan, untuk bersedia meminjamkan Ijazah beserta transkip nilai milikku. Tanpa berpikir panjang ku jawab, insyaAllah. Untuk, apa? Timpal ku kirimkankan SMS balasan. Nanti, pian akan tahu juga alasannya. Si adik membalas. Dan si adikpun minta bawakan secepatnya, jika bisa sekarang juga. Dengan kata-kata lembut, ku balas SMS tersebut bahwa aku sekarang lagi di kantor dan semua ijazah dan transkip nilai semuanya ada di rumah. Si adikpun pasrah, dia manut dan meminta jadual ku untuk ke kost (hehe, sok sibuk, jadi pake jadual). Ku katakan lewat SMS bahwa hari selasa ini aku akan ke kost, InsyaAllah.

Setiap selang-seling hari si adik ini mengigatkanku lewat SMS untuk jangan lupa membawakan ijazah dan transkip nilai pada hari yang dijanjikan. Hari selasa (18/5), tak lupa ku bawakan janji tersebut dengan pikiran yang bertanya-tanya dan asumsi-asumsi yang biasanya di gunakan untuk menganalisis media. Untuk apa....? aneh, tapi ku tetap ingin tahu dan ingin membuktikan bahwa asumsi itu adalah benar.

Sampai di kost aku di SMS, ternyata si adik ini kuliah sampai waktu akhir tengah hari dan minta titipkan ijazah beserta transkip nilai tersebut kepada kost sebelah. Karena sering angkring di kost sebelah, maka aku istirahat disana sambil mungkitkan asumsi di kepala ini, dan menggagalkan penyerahkan ijazah dan transkip nilai tersebut.

Lewat pesan kepada penghuni kost, ku katakan bahwa apabila si adik ingin mengambil surat berharga itu, maka apa yang menjadi dasar alasan dari peminjaman surat berharga itu, ”tak ada alasan maka tak bisa pinjam ijazah, tapi untuk melihat ijazahnya boleh-boleh saja...”

Namun, hal itu lamban untuk menyelesaikan tanda tanya di kepala...
Sore, Alhamdulilllah, seorang kakak menyuruhku untuk bertendang ke kostnya yang letaknya berdekatan dengan kos si adik, dan karena di kost beliau ada pisang dan akupun dipersilahkan untuk memakannya, he (pas untuk mengobati badan yang penuh gilitiran akibat kurang darah, buah pisang salah satu buah yang berfungsi untuk menambah HB).

Sampai ke kost kakak, ternyata si adik juga ada disana. Tidak berbasa-basi si daikpun langsung menagih janji yang telah dijanjikan. Tanpa banyak bacot, aku langsung menanyatakan perihal peminjaman ijazah dan transkip nilai. Ia pun mulai terkesipu...

Si adik mengatakan bahwa ijazah itu untuk di skanner..
Ku terkejut, ternyata asumsi di kepala ku itu benar

Si adik mengungungkapkan, dirinya sedang hamil, dan dia berjanji kepada kedua orang tuanya dan suaminya di bulan juni ini ia selesai kuliah, tapi kenyataannya belum, karena beberapa mata kuliah masih ketinggalan akibat terminal kawin. Ia melanjutkan, untuk itu dirinya ingin mengskenner ijazah agar, dimata kedua orang tuanya dan suaminya lulus kuliah. tapi di dalam penuturannyaapabila berhasil mengskenneria mau berhenti kuliah untuk mempersiapkan diri dalam persalinan. Setelah melahirkan, dirinya akan melanjutkan lagi ke kuliah lagi, yakni S1 perbankan syariah.
Dalam hati ku mengatakan, apa bisa?

Mendengar penejalasan dari si adik, aku merah. Ku katakan bahwa ini adalah palanggaran HAKI dan tak bisa di tolirer. Maaf, aku tak bisa...
Ia memeles, memohon semua itu hanya menunjukkan kepada orang tua, untuk membuktikan bahwa ia lulus kuliah. Tapi, dengan ijazah hasil skennneran, cuman itu saja, katanya penuh nada yang melemah.

” ya.. tetap tak bisa, walaupun hanya untuk menunjukkan kepada orang tua mu, ini merupakan suatu pembohongan, apalagi kau hamil. Perbuatan seorang ibu yang hamil, akan mempengaruhi anak yang ada di kandungannya. Jika si ibu suka berbohong berarti ia telah mengajarkan kepada si calon bayi untuk berbohong. Lagian ijazah skanner tersebut akan beralih fungsi, yang asal mula untuk menunjukan kelulusan kepada orang tua, lambat laun ada bisikan untuk di gunakan ke berbagai hal lainnya. Nah, kalau yang beginian terjadi, maka tidak bisa di remehkan. Sekali lagi maaf, aku tak bisa bantu. Cari solusi yang baik saja, insyaAllah kalau kau jujur dengan orang tua, mereka akan menerimanya. Atau loby saja ketua jurusanmu agar dapat meng SP mata kuliah yang ketinggalan. Ingat, kau sedang hamil, anak pertama pula

Si adikpun diam... dengan wajah masih berfikir. Namun, lagi-lagi cara untuk mendapat pinjaman ijazah dan transkip nilai untuk di skenner masih saja ada di benaknya, sampai-sampai ia memintaku untuk menyebutkan, siapa-siapa saja yang ku kenal yang mempunyai izajah yang sama...

Ya Allah... hamba berlindung dari sifat yang beginian...

2 komentar:

Anonim mengatakan...

astagfirullah, lebih baik jujur, karena dengan jujur akan menenangkan hati, ada pepatah :katakanlah yang benar, walaupun terasa pahit"...alangkah baiknya jika menjelaskan keadaaan yang sebenarnya, siapa sangka orang akan lebih memahami dengan kondisi yang ada,

Anonim on 7 Agustus 2010 pukul 00.39 mengatakan...

sippp lah...

 

Goresan Biasa Copyright © 2008 Black Brown Art Template designed by Ipiet's Blogger Template