Kamis, 24 Maret 2011

Ke Pegadaian Syariah


Matahari tepat berada di atas kepala kami. Ditemani sebuah motor berwarna biru ke pudaran, kami menuju ke sebuah ruko di pinggiran Jalan A Yani Km 5 Banjarmasin. Berjejer kendaraan roda dua memadati ruko tersebut, namun ternyata kami salah masuk halaman, ruko yang kami tuju hanya terdapat beberapa buah saja kendaraan roda dua. Terlihat seorang satpam duduk dengan muka mayun memandang sebuah televisi, di depan ruko dengan jelas tertulis Pengadaian Syariah.

Saya dan mb uci langsung masuk ke dalam ruangan tanpa dipersilahkan masuk, namun kami tak lupa mengucapkan salam terlebih dahulu. Di dalam ruangan ber AC tersebut, kami disambut dengan ramah oleh dua lelaki dewasa. Mungkin, mereka kira kami ingin mengadaikan sesuatu barang atau penampilan kami yang agak intelek kala itu, he..

Tanpa berbasa-basi kami langsung memperkenalkan diri kepada dua lelaki dewasa tersebut, dan menyatakan tujuan kedatangan kami berdua, yakni ingin wawancara. Dan mereka menyambut baik keinginan kami berdua.

Obrolan biasa pun dimulai. Dengan nada gugup mb Uci memulainya dengan berbagai pertanyaan. Tapi sebelumnya lebih afdhal jika saya menggambarkan sosok dua lelaki dewasa itu. Namanya Ziani Abdullah. Lelaki yang diperkirakan baru berumur 27 tahunan. Beliau adalah salah seorang karyawan disana. Entah berapa lama telah bekerja di Pegadaian Syariah atau sudah punya anak berapa, kami kira itu pertanyaan yang kurang penting untuk ditayakan. Nah, dengan beliulah kami mendapatkan informasi perkembangan pegadaian syariah dari awal pendirian di tahun 2004 sampai sekarang.

Mengenakan kacamata tebal, agak putih dan berwibawa, beliaulah bapak satunya. Memang, sampai saat ini saya pribadi menyatakan penyesalan yang sangat mendalam. Menyesal tidak menanyakan nama beliau :(, padahal nama itu sangat penting. Terlihat dari auranya beliau adalah seorang pimpinan disana. Dengan komat-kamit menghitung dan agak terlihat berkonsentrasi penuh, beliau tetap memperhatikan pembicaraan kami bertiga. Sesekali beliau menambahkan jawaban yang diberikan pak Zainal.

Kembali ke obrolan. Santai namun pasti, pak Zaini memaparkan perkembangan pegadaian syariah. Dimulai tahun 2004 silam, pegadaian syariah ini sudah mempunyai nasabah 574 dan meningkat drastis di tahun 2005 sebanyak 2.864 nasabah. Puncaknya di tahun 2009, nasabah di tempat beliau bekerja sebanyak 91.150 nasabah.

Dari data tersebut, menandakan bahwa tingkat keperluan mendesak masyarakat terhadap uang semakin meningkat, seiring tigkat kebutuhan hidup sangat tinggi dengan harga barang yang beredar juga tinggi pada saat itu. Apalagi di tahun 2009, terjadi krisis global di Amerika Serikat, yang mau tak mau Indonesia juga ikut terkena imbasnya.

Disamping itu, pak Zaini mengungkapkan, sepanjang perkembangan Pegadaian Syariah hingga sekarang banyak lika-liku yang mereka dapati. Mulai dari nasabah yang biasa-biasa saja sampai nasabah yang yang luar biasa galaknya, namun meskipun begitu mereka tetap melayani dengan santun. Sebab, nasabah ialah raja, sesuai slogan pelayanan bahwa costumer is king.

2 komentar:

uci on 26 Maret 2011 pukul 20.15 mengatakan...

mantabs

Unknown on 27 Maret 2011 pukul 21.27 mengatakan...

si mb Ucinya yang mantabs.. :)

 

Goresan Biasa Copyright © 2008 Black Brown Art Template designed by Ipiet's Blogger Template