Jumat, 26 Agustus 2011

Cerita Perjalanan di Bulan Ramadhan 1432 H [Sebuah Renungan]


Langit tak lagi berwarna biru, tapi berwarna keabu-abuan. Siang sangat panas, sedangkan malam sangat dingin. Siang di Ramadhan ini menurutku sangat sangat panas. Cukup 30 menit saja jarak perjalanan antara rumah ke Banjarmasin dengan mengendarai my blue, tapi panasnya itu, harus tahaaaaan. Karena nar lebih panas bahkan sangat panas dari panas ini.. Allahumma inni a’udzhubika minannar

Menikmati panas dalam perjalanan menuju rumah, saya jadi teringat sirah nabawiyah Rasulllulllah SAW ketika berusia tepat dua belas tahun, yang saat itu beliau diajak paman beliau, Abi Thalib pergi berdagang ke syam. Sampai di Bushra –suatu daerah yang sudah termasuk syam, di negeri ini ada seorang rahib yang disebut Bahira— rombongan pun singgah di daerah ini. Dan kesetika itu, sang rahib menghampiri rombongan Rasulullah dan mempersilahkan mampir ke tempat tinggalnya sebagai tamu kehormatan. Padahal sebelumnya, sang rahib tak pernah keluar dari rumah, namun rupanya sang rahib dapat mengetahui sifat-sifat Rasulullah SAW.

Sambil memegang tangan Rasulullah, sang rahib mengatakan bahwa orang ini –Rasulullah— adalah pemimpin semesta alam.

“anak ini akan diutus Allah sebagai rahmat seluruh alam” kata rahib Bahira.

Abu Thalibpun bertanya, “Dari mana kamu tahu hal itu?”

Rahib Buhira menjawab, “sebenarnya sejak kalian tiba di aqabah, tak ada bebatuan dan pepohonan melainkan mereka tunduk bersujud. Mereka tidak sujud melainkan kepada seorang nabi. Aku bisa mengetahui dari stempel nubuwah yang berada di bagian bawah tulang rawan bahunya, yang menyerupai buah apel. Kami juga bisa mendapatkan tanda itu di dalam kitab kami”.

Subhanallah.. Seperti diterpa angin sejuk, perjalanan saya menuju pulang ke rumah amboii.. Jadi benar apa yang dikatakan Syaikh Shafiyurrahman Al Mubarakfury bahwa perjalanan hidup Rasulullah adalah lautan yang luas membentang dengan kebeningan airnya yang kebiru-biruan, disana tersimpan persona alami nan abadi, tiada mata yang bosan memandang, tiada hati yang jemu menikmati, tiada henti orang yang menyelami, karena sosok beliau adalah pesona sepanjang masa..

2 komentar:

Anonim mengatakan...

assalamualaikum bos..

*just blogwalking..

oiya, af1 blum smpt diskusi banyak ttg MITI dll

gomenasai.............

Unknown on 22 Oktober 2011 pukul 02.07 mengatakan...

Wa'alaykumsalam

iya, dimaafkan jundi..

 

Goresan Biasa Copyright © 2008 Black Brown Art Template designed by Ipiet's Blogger Template