Jumat, 19 September 2008

Iman


Teringat masa SMU silam. Saya mempunyai teman bernama Iman. Iman muttaqin, nama lengkapnya. Iman yang terkenal karena suka bercanda dan bercerita, bermata sipit tapi kulit tubuhnya berwarna sawo matang ke gelap-gelapan, sedikit. Selain itu, dia suka game dan suka berteman dengan perempuan. Maaf. Tapi, bukan itu yang saya mau ceritakan. Iman, teman saya itu bercita-cita menjadi seorang Da’i. jadi setiap dia mengunjungi barisan duduk kami belajar, dia sering menceramahi tentang masalah keagamaan.

Perkataan Iman yang tak terlupakan oleh saya

“teman-teman, percaya nggak, kalau aku itu keturunan china?”

“ha… dari mana kesilsilahan china-nya man!” kata seorang teman mengomentari

“coba lihat mataku, mirip orang china kan?”

“ah, masa sih!”

“iya. Kalau tak percaya. Ya sudah. Tak apa!”

saya hanya tersenyum kecut, saat itu. Iman, yang ingin diakui oleh teman-teman sebagai keturunan china. Entah, dimana dia sekarang. Dunia seolah sangat luas untuk seorang teman yang bernama Iman.

Lain halnya Iman menurut Dr. Muhammad bin Ahmad As-Shalih dalam bukunya yang berjudul Manajemen Islam Harta Kekayaan. Iman adalah fondasi kuat yang diatasnya berdiri bangunan Islam. Iman adalah pintu masuknya cahaya ke dalam hati manusia, lalu membebaskannya dari kebodohan, kesesatan, dan ashabiah. Ketika hati sudah bercahaya, maka ia akan berusaha mencari jalan menuju ridha dan petunjuk Allah Swt. Cahaya itulah yang memperkukuh ibadah, dan ibadah itu akan membersihkan jiwa dari kotoran-kotoran dan mengembalikan kekuatan Iman. Setelah itu, terjadilah interaksi positif antara akidah dengan ibadah, karena dalam syari’at Islam, keduanya saling terkait. Lalu datanglah system kerja yang berperan menjaga Iman dan ibadah. Maka kita akan menjumpai sebagai seorang muslim yang terikat kepada Allah melalui Iman, ibadah, muamalah, dan konsistensi moral. Akhirnya individu itu berkembang menjadi masayarakat muslim yang kukuh dan tahan gempuran. Jika timbul bibit-bibit perusak, maka ada hukum pidana yang berperan sebagai tindakan preventif agar umat selalu berlaku istiqamah.

Buku yang ditulis oleh Dr. Muhammad bin Ahmad As-Shalih, dosen fakultas syari’ah, Riyadh ini sangat bagus, menurut saya.. karena memberikan pemahaman perekonomian umat terutama Islam. Seperti membicarakan tentang takaful ijtima’I dalam syari’at Islam dari sisi materi, kefakiran, adab seorang muslim ketika melakukan perekonomian dan muamalat, kewajiban zakat dan perannya dalam menjaga harta dari kejahatan, dll.

Buku ini pula saya dapat dari sebuah toko buku yang bernama Al-Bayan di daerah Banjarmasin, selasa (9/9/o8). Pemiliknya seorang laki-laki berjenggot (dulu), tapi saya tak tau nama beliau. Ketika saya beli buku ini, sang pemilik sedang sakit. Sehingga harus digantikan oleh karyawannya. Teman-teman sekalian yang membaca tulisan ini, tolong do’akan sang pemilik toko buku ini agar lekas sembuh dari penyakit yang diderita oleh beliau. Amin..

0 komentar:

 

Goresan Biasa Copyright © 2008 Black Brown Art Template designed by Ipiet's Blogger Template