Perkataan Iman yang tak terlupakan oleh saya
“teman-teman, percaya nggak, kalau aku itu keturunan china?”
“ha… dari mana kesilsilahan china-nya man!” kata seorang teman mengomentari
“coba lihat mataku, mirip orang china
“ah, masa sih!”
“iya. Kalau tak percaya. Ya sudah. Tak apa!”
saya hanya tersenyum kecut, saat itu. Iman, yang ingin diakui oleh teman-teman sebagai keturunan china. Entah, dimana dia sekarang. Dunia seolah sangat luas untuk seorang teman yang bernama Iman.
Lain halnya Iman menurut Dr. Muhammad bin Ahmad As-Shalih dalam bukunya yang berjudul Manajemen Islam Harta Kekayaan. Iman adalah fondasi kuat yang diatasnya berdiri bangunan Islam. Iman adalah pintu masuknya cahaya ke dalam hati manusia, lalu membebaskannya dari kebodohan, kesesatan, dan ashabiah. Ketika hati sudah bercahaya, maka ia akan berusaha mencari jalan menuju ridha dan petunjuk Allah Swt. Cahaya itulah yang memperkukuh ibadah, dan ibadah itu akan membersihkan jiwa dari kotoran-kotoran dan mengembalikan kekuatan Iman. Setelah itu, terjadilah interaksi positif antara akidah dengan ibadah, karena dalam syari’at Islam, keduanya saling terkait. Lalu datanglah system kerja yang berperan menjaga Iman dan ibadah. Maka kita akan menjumpai sebagai seorang muslim yang terikat kepada Allah melalui Iman, ibadah, muamalah, dan konsistensi moral. Akhirnya individu itu berkembang menjadi masayarakat muslim yang kukuh dan tahan gempuran. Jika timbul bibit-bibit perusak, maka ada hukum pidana yang berperan sebagai tindakan preventif agar umat selalu berlaku istiqamah.
Buku yang ditulis oleh Dr. Muhammad bin Ahmad As-Shalih, dosen fakultas syari’ah,
Buku ini pula saya dapat dari sebuah toko buku yang bernama Al-Bayan di daerah
0 komentar:
Posting Komentar