Kamis, 19 Juli 2012

Boys


The Lost Boy adalah sebuah buku yang mengisahkan perjalanan hidup seorang anak yang bernama Dave Pelzer. Dave menjadi anak asuh pada umur 7 tahun sejak pengadilan telah membuktikan dirinya telah mendapatkan siksaan ibu kandungannya sendiri dari umur 5 tahun. Penyiksaan terhadap Dave tersebut tanpa dasar alasan. Penyiksaan itu dilakukan sejak ibunya aktif menkonsumsi alkohol.

Namun, ternyata penderitaan Dave belum berakhir. Ia memasuki dunia yang sama sekali berbeda. Sebagai anak asuh, dia cenderung selalu terlibat dalam masalah, walaupun sekeras apapun usahanya untuk menghindarkan diri.
Ia dipaksa masuk ke dalam sebuah lingkungan, setelah berhasil dalam perjuangannya untuk menyesuaikan diri dari lingkungannya itu, dia pun dipindahkan lagi ke lingkungan lain, dan begitu seterusnya. Dalam enam bulan, Dave pilzer pernah 3 kali dipindahkan ke rumah asuh lainnya. Yang dimilikinya cuma beberapa lembar pakaian usang dan kumal yang dibawanya kemana-mana di dalam tas kertasnya. Dia selalu hidup dalam keterasingan dan ketakutan. Dan ia tak tahu apa yang diharapkan dari lingkungannya. Dia mendambakan cinta dalam sebuah keluarga. Sehingga menjadikannya sebagai anak laki-laki yang liar.

Bahkan seorang ibu asuhnya, Mrs Alice Turbough mengatakan pertama kali bertemu Dave dirinya berpendapat Dave akan yang ketakutan sekaligus defensif, ada kalanya Dave bersikap liar dan sangat frustasi. Namun, secara keseluruhan dia menuruti perintah yang diberikan kepadanya. Akan tetapi, Dave adalah anak laki-laki yang rapi, dia tidak memiliki banayak barang, namun barang yang dia miliki diperlakukannya seperti emas. Bagi Dave, segala sesuatu harus berada di tempatnya masing-masing.

Masih menurut Mrs Alice, Dave tidak pernah bersikap seperti anak seusianya, ia selalu mencoba bersikap seperti orang dewasa, dengan terus menyibukkan diri dan mencari pekerjaan, anak usia 13 tahun yang bersikap seperti orang berumur 20 tahun dan selalu berpikir ke depan.

Membaca cerita Dave Felzer, saya teringat kisah seorang teman saya asal bangka belitung, bernama Gie. Gia adalah alumnus dari salah satu universitas di jawa barat. Ia mengambil jurusan biokimia. Pernah saya bertanya kepadanya, why did you take biokimia programs. Ia menjawab dengan apa adanya, karena katanya di smu dulu ketika pelajaran biologi ia bertanya kepada gurunya, namun gurunya hanya menjawab allhu’alam. Ia berontak, dan bertekad akan mencari jawaban sendiri atas pertanyaan itu, yaitu dengan mengambil program biokimia.

Gie bercerita, dari kecil sampai dewasa, dirinya masih saja mendapat tonjokan dari ibu kandungnya. Tonjokan tersebut, ia dapat ketika tidak melakukan pekerjaan rumah dengan beres, seperti mencuci, bersih-bersih rumah, masak. Bahkan tonjokan tersebut tetap sediakala saat dirinya datang dari cina, dalam lomba sains.

“aneh juga, ka” kata Gie

“saat teman ku datang ke rumah, untuk main bersama, eh, kena tonjok, dan dimarahin habis-habisan. Lalu ibu menyuruhku agar tetap di rumah dan belajar. Sementara adik ku, lagi banyak bawa teman-temannya, malah tak digubris, di biarin aja” ungkap Gie melanjutkan ceritanya.

“jadi, saya gak betah di rumah, ka. Oleh karena itu, aku tak mau kembali  Bangka” sambung gie yang memiliki cita-cita ahli dalam biokimia.

0 komentar:

 

Goresan Biasa Copyright © 2008 Black Brown Art Template designed by Ipiet's Blogger Template